Pemandian Alam Banyubiru
Jalan Raya Banyubiru RT/RW 02/02 Sumber Rejo, Winongan, Pasuruan, Jawa Timur 67182
Di Pemandian Alam Banyu Biru, kamu akan mendapatkan pengalaman mandi dan berenang di kolam yang jernih. Terdapat ikan sengkaring yang merupakan ikan keramat bagi masyarakat sekitar. Kemudian, terdapat ikan yang memiliki panjang hingga mencapai 1 meter. Selain itu, kolam ini dikatakan sudah berumur lebih dari satu abad karena sudah ada sejak era penjajahan Belanda. Namun, kebersihan dan kejernihannya masih terjamin hingga saat ini. Bahkan di pemandian ini terdapat Tropen Museum yang menyimpan koleksi foto pemandian ini sejak tahun 1900-an.
Harga tiket dapat berubah sewaktu-waktu
Obyek wisata dapat tutup sewaktu-waktu
Fasilitas
- Toilet
- Area Parkir
- Rumah Makan
- Tempat Sampah
Syarat dan Ketentuan
Tips:
Kamu perlu mempersiapkan keperluan yang akan kamu butuhkan, seperti membawa bekal, air minum, baju ganti, peralatan mandi dan lainnya.
Membawa kamera untuk mengabadikan momen bersama keluarga ataupun teman-teman.
Jangan lupa bawa perlengkapan kesehatan (contohnya adalah sabun, tisu basah, obat-obatan, antiseptik).
Siapkanlah fisik dan kendaraan kamu supaya liburan kamu berjalan dengan lancar.
Informasi Lain:
Tempat wisata ini memiliki 4 kolam renang. Dua di antaranya adalah kolam yang airnya dari sumber alam, berwarna putih jernih agak kebiru-biruan karena dalamnya.
Banyak masyarakat sekitar yang percaya bahwa air di pemandian ini bisa membuat awet muda.
Selain kolam renang yang cukup besar, kamu juga bisa menemukan sisa arca yang saat ini dikumpulkan dan tergolek di sebuah sudut pemandian. Arca-arca tersebut diidentifikasi oleh arkeolog asal Belanda pada tahun 1929. Peninggalan paling menarik di pemandian ini adalah Kala. Kala ini diramal merupakan bagian dari struktur candi. Oleh sebab itu, Banyu Biru juga sering disebut sebagai patirtaan (pemandian kuno) yang dulu dikunjungi Raja Majapahit, Hayam Wuruk, ketika dalam perjalanan ke Lumajang. Hal tersebut ditambah dengan kumpulan arca yang berciri Siwa yang oleh Mpu Prapanca dituliskan sebagai Desa Buddhis.